
Malang, malangartchannel.com – Monumen Pesawat ‘MiG-17 FRESCO TNI AU 1960-1969’ terletak di simpang empat di penghujung Jalan Sukarno Hatta Kota Malang sebelah utara.
‘MiG’ merupakan akronim dari nama pembuat pesawat, yakni Mikoyan-Gurevich (Rusia), sebuah pabrikan sukses di Uni Soviet kala itu. Sedangkan angka 17 adalah adalah tipe pesawat. Dan yang terakhir, ‘FRESCO’ adalah kode NATO untuk pesawat ini.
Saat didatangkan ke Indonesia, MiG-17 Fresco menjadi satu rombongan dengan MiG-15 Fagot, MiG-21 Fishbed, Tu-16 dan sejumlah pesawat lainnya. Kedatangan pesawat-pesawat tersebut merupakan efek positif dari hubungan baik kerjasama antara Indonesia dengan Uni Soviet.
Baca Juga:
Ini Daftar Mutasi 176 Perwira Tinggi TNI
Panglima TNI: Dimanapun TNI Berada Harus Bermanfaat bagi Masyarakat, Termasuk Bantu Program Desa
Di monumen ini, terdapat angka tahun bertuliskan ‘1960-1969’. Angka tersebut menceritakan masuknya pesawat itu ke AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) hingga akhirnya pesawat dinyatakan pensiun pada tahun 1969.
Hingga 1961, TNI AU memiliki 66 unit MiG-17 Fresco. Setahun setelahnya yakni pada 1962 sering digunakan untuk event airshow di sekitaran Indonesia.
Memang, MiG-17 Fresco merupakan pengembangan dari MiG-15. Tidak hanya di Indonesia, umumnya MiG-17 juga digunakan di Afrika, Asia dan negara-negara Pakta Warsawa. MiG-17 diproduksi masal pada 1 September 1951.
MiG-17 mampu mencapai kecepatannya di 400 hingga 500 kmj, dan memiliki kemampuan manuver yang baik di altitude tinggi. Sedangkan terkait persenjataan, MiG-17 mempunyai 3 senapan. Namun, daya angkut bom yang kecil menjadi kekurangan pesawat ini dibanding pesawat lainnya.
Peran MiG-17 Fresco begitu tinggi, pesawat iniberkontribusi atas kegagahan alutsista (alat utama sistem persenjataan) yang akan terlibat dalam perjuangan operasi Trikora (Tri Komando Rakyat). Akibat kehebatan alutsista kala itu, AURI menjadi pasukan terkuat nomor 4 di dunia di tahun 1960-an.
Dampak lanjutannya, Belanda tiba-tiba ‘takluk’ dengan membujuk Indonesia untuk berunding hingga akhirnya memutuskan mengembalikan Irian Barat (Papua) ke Indonesia kala itu. (klm)
2 thoughts on “Sejarah Monumen Pesawat MiG-17 Fresco di Kota Malang”