Kota Malang, malangartchannel.com – Kabar menggembirakan datang dari Kota Malang. Metode inovatif dalam pendidikan, Jarik Ma’Siti, telah terpilih sebagai salah satu finalis Top Inovasi Pelayanan Publik 2023. Dalam kompetisi ini, Jarik Ma’Siti berhasil berada di posisi Top 99 dari total 2.135 inovasi dari seluruh Indonesia.
Keberhasilan ini menjadi dorongan semangat bagi Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, untuk semakin meningkatkan pendidikan inklusif di kota ini. Pendekatan Jarik Ma’Siti muncul sebagai solusi atas ketimpangan rasio guru pendamping khusus dengan siswa istimewa yang masuk dalam sekolah reguler atau non-inklusi, seperti di SMPN 10 Kota Malang.
Jarik Ma’Siti mengimplementasikan serangkaian teknik pemetaan dan asesmen yang diberi nama Gadis Mening Pinter (Gali Data, IdentifikaSi, AssesMENt, planNING matriks, program Pembelajaran INdividual dan TERapi). Melalui inovasi ini, sekolah mampu menyediakan instrumen adaptif bagi guru dan siswa sehingga kesulitan pembelajaran dapat teratasi.
Wali Kota Malang, Sutiaji, mengungkapkan kebanggaannya, “Anak-anak kita, termasuk anak-anak istimewa, tentu berhak mendapat akses pendidikan yang setara. Apresiasi membanggakan ini untuk mereka semua, guru-guru yang terus berjuang, dan semua pihak yang berkolaborasi dalam inovasi Jarik Ma’Siti. Dan saya harap ini menguatkan semangat kami untuk melayani publik dengan lebih baik.”
Salah satu guru inovator Jarik Ma’Siti, Dra. Kusiyah, juga berbagi perasaan senangnya, “Ketika kami bisa membantu siswa istimewa, rasanya sangat memuaskan. Tidak ada beban berat dalam hati kami. Terima kasih kami ucapkan kepada banyak pihak yang telah membantu, termasuk dari kampus UB. Kami benar-benar tidak menyangka bisa sampai lolos hingga babak final tahun ini.”
Selama lima tahun terakhir, Jarik Ma’Siti telah membantu 570 siswa, dan kini inovasinya telah direplikasi di beberapa sekolah di Kota Malang. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, optimis bahwa inovasi ini dapat berhasil diterapkan di berbagai sekolah yang menghadapi permasalahan serupa.
“Kami telah menyiapkan kebijakan replikasi untuk seluruh sekolah di Kota Malang. Dengan Jarik Ma’Siti ini, siswa istimewa dan siswa reguler dapat berbaur tanpa ada perbedaan,” ujar Suwarjana.
Jarik Ma’Siti akan mengikuti fase presentasi dan wawancara oleh Tim Independen yang ditunjuk oleh Kementerian PANRB mulai 26 Juni hingga 17 Juli 2023 mendatang. Pada fase ini, akan ditentukan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2023. Semoga Jarik Ma’Siti terus menunjukkan prestasinya yang gemilang dalam mewujudkan pendidikan inklusif yang lebih baik. (klm)